TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Hidup dan Mati {3}



Hidup dan Mati {3}

0"Memohonlah dengan sepenuh hati, berlutut di kakiku, cium kakiku, dan berikan kehangatan untukku, layani akum aka aku akan membebaskanmu, Panglima Jiang,"     
0

Jiang Kang Hua tampak diam, dia memandang Cheng Wan Nian dengan tatapan kesalnya. Hingga akhirnya, Cheng Wan Nian kini berdiri dari duduknya, lalu dia berjongkok tepat di depan Jiang Kang Hua agar wajah keduanya sejajar.     

Cheng Wan Nian tampak tersenyum sambil menarik sebelah alisnya, dia kemudian menyeringai dengan tatapannya yang luar biasa sinis. Seolah dia memandang Jiang Kang Hua sebagai sosok terendah yang pernah ada di alam iblis ini.     

Kemudian Cheng Wan Nian hendak mencium bibir Jiang Kang Hua. Tapi dengan cepat Jiang Kang Hua memalingkan wajahnya. Rahang Cheng Wan Nian kembali mengeras, mendapatkan penolakan terlebih ini di depan banyak orang.     

Dengan mimik wajah yang kesal, Cheng Wan Nian langsung memegang rahang Jiang Kang Hua dengan tangannya, kemudian dia mencengkeram kuat rahang Jiang Kang Hua sampai kuku tangannya mulai tumbuh dan melukai pipi Jiang Kang Hua. Bahkan darah itu keluar dengan sangat nyata.     

Untuk kemudian, Cheng Wan Nian memutar kembali wajah Jiang Kang Hua sampai memandang padanya, sebelah alis Cheng Wan Nian tampak terangkat sebelah, kemudian dia kembali menyeringai.     

"Kau tahu, Panglima Jiang, tidak akan ada yang bisa menolakku," geramnya. Dia langsung melumat bibir Jiang Kang Hua yang tertutup rapat, dan berusaha membuat nafsu Jiang Kang Hua bangkit. Sebagai bangsa iblis melakukan hal itu bukanlah hal yang mudah, bahkan semuanya akan mudah terpancing hanya dengan sebuah ciuman.     

Tapi nyatanya, semua itu hanya ada di dalam angat Cheng Wan Nian, sebab Jiang Kang Hua sama sekali tidak teroancing oleh rayuannya sama sekali.     

Setelah itu, Jiang Kang Hua tampak memandang Cheng Wan Nian, setelah Cheng Wan Nian melepaskan ciumannya kepada bibir Jiang Kang Hua.     

Jiang Kang Hua meludah, seolah-olah dia jijik dengan ciuman itu, dia kembali menyeringai.     

"Maafkan aku, Selir Cheng. Mungkin kau dan para Kasim berpikir jika wajahmu adalah yang paling cantik di sini, tubuhmu adalah yang paling indah di sini. Tapi percayalah, di mataku itu berbeda. Tidak akan pernah ada wajah secantik Dayang Liu, dan tidak pernah ada tubuh seindah Dayang Liu. Dan yang lebih dari itu adalah, tidak akan pernah ada bibir semanis Dayang Liu yang bahkan manisnya melebihi manisnya madu."     

Plak!!!     

Cheng Wan Nian langsung menampar Jiang Kang Hua. Tapi, Jiang Kang Hua malah merasa menang dengan kemarahan dari Cheng Wan Nian tersebut.     

"Diam kau, Panglima Jiang! Jika kau tahu seperti itu, bukankah artinya kau telah menyentuh Dayang Liu!"     

"Kenapa? Bukankah kau juga tahu, sebelum Dayang Liu menjadi Dayang kamar Emo Shao Ye, dia merupakan kekasihku terlebih dahulu, dan yang melakukan ritual pertamanya adalah aku," dusta Jiang Kang Hua yang semakin memancing emosi Cheng Wan Nian. "Tubuhnya wangi, aromanya bahkan mengalahkan seribu bunga, bahkan tanpa berendam di air yang penuh bunga atau memakai wangi-wangian apa pun, rasanya bahkan ribuan kali lebih nikmat. Bahkan jangankan menyentuhnya, hanya memandang wajahnya dan menciumnya saja membuatku merasa kehilangan seluruh kewarasanku,"     

Cheng Wan Nian langsung menghunus pedand kemudian dia todongkan tepat di wajah Jiang Kang Hua. Tidak… dialah yang paling sempurna, tidak ada yang bisa menandinginya!     

"Diam kau!"     

"Kenapa? Apakah kau merasa emosi sekarang?" ucap Jiang Kang Hua lagi. "Apa kau tahu kenyataan yang lebih akan membuatmu sakit hati? Di malam Dayang Liu diangkat sebagai Dayang kamar Yang Mulia Raja, apa kau pikir jika itu adalah kali pertama keduanya melakukan hubungan ranjang? Kau salah, Selir Cheng. Bahkan keduanya sudah pernah melakukannya. Yang Mulia Raja pertama kali bertemu dengan Dayang Liu di alam manusia. Keduanya saling jatuh cinta dan melakukan hubungan itu dengan cinta, dan Yang Mulia Raja tidak bisa lepas dari dia. Aku tahu kau mengetahui masalah ini. sebab jika tidak, mana mungkin kau sampai begitu cemburu dan bertindak seperti ini. sebab kau tahu jika hati Yang Mulia Raja sudah terpatri oleh Dayang Liu. Dan apa yang Yang Mulia Raja rasakan kepadamu tidak lain hanyalah sebuah kenyamanan karena kau adalah sahabatnya. Tidak lebih dari itu."     

"Panglima Jiang, tutup mulutmu itu!"     

"Panglima Jiang! Dayang Liu sedang terluka parah! Dia sedang bertarung dengan Pengeran Wu!" teriak salah satu prajuritnya. Tapi tak lama setelah itu, prajurit itu langsung dibunuh di tempat.     

Jiang Kang Hua mendengarnya pun tampak emosi, ini benar-benar di luar dugaannya!     

Dia berusaha untuk bangkit dan melepaskan rantaian tubuhnya, membuat Cheng Wan Nian terbahak karena usaha Jiang Kang Hua itu yang sia-sia.     

"Kenapa? Kau takut jika Dayang Lui mati? Tenanglah, ketakutanmu itu akan jadi kenyataan. Bahkan mungkin kau baru bisa melepaskan ikatan di tubuhmu itu tepat setelah Dayang Liu… mati."     

"Selir Cheng!"     

"Sudah kukatakan kepadamu, bukan? Layani akum aka aku akan melepaskanmu. Bukankah hal itu cukup mudah untukmu, Panglima Jiang?"     

"Hanya ada dalam mimpimu!"     

Jiang Kang Hua langsung berteriak, kemudian dia berdiri, terbang dan berusaha melepaskan ikatannya tapi hasilnya sia-sia. Namun begitu dia tetap berusaha bahkan sampai pergelangan tangan dan kakinya terluka. Untuk kemudian dia memejamkan matanya, dia terus memanggil gurunya agar dia bisa melepaskan ikatan ini. dengan konsentrasi kuat, tubuhnya tiba-tiba mengeluarkan sinar putih. Dia langsung berputar sehingga tubuhnya terlepas sempurna dari ikatan itu. dia harus menyelamatkan Liu Anqier, dia harus melindungi Liu Anqier dari iblis-iblis jahat seperti mereka.     

Jiang Kang Hua ingin pergi, tapi ribuan prajurit khusus langsung mengepungnya dengan sangat nyata. ini pasti akan memperlambat pekerjaannya. Dia bukanlah Chen Liao Xuan yang bisa memusnahkan ribuan tentara hanya dengan mengangkat tangannya. Dia hanyalah Jiang Kang Hua yang pandai dalam urusan berperang.     

"Sial!" kesal Jiang Kang Hua.     

Cheng Wan Nian kembali tersenyum. Ya, dia tidak akan pdernah melepaskan Jiang Kang Hua semudah itu. dia sudah mengatur rencana ini dengan begitu matang dan Cheng Wan Nian tidak akan pernah melepaskannya dengan cuma-cuma. Apa pun yang terjadi nanti, seburuk apa pun itu. dia harus menahan Jiang Kang Hua sampai Wu Chong Ye berhasil membunuh Liu Anqier beserta janin yang dia kandung. Dan sebelum itu terjadi, Cheng Wan Nian tidak akan pernah membiarkan Jiang Kang Hua lolos begitu saja.     

"Tahan Panglima Jiang jangan sampai dia keluar dari tempat ini!" perintah Cheng Wan Nian.     

Semua prajurit langsung menyerbu Jiang Kang Hua, membuat Jiang Kang Hua mau tak mau harus melawan mereka. satu dibanding ribuan benar-benar tak masuk akal. Tapi dia harus bisa mengalahkan mereka dalam waktu kurang dari lima menit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.